dalam malam riuh kota, aku melihat ke sosok seorang gadis.
aku sedang berjalan ke satu spot di sebuah pusat perbelanjaan yang menyediakan malam musik jazz setiap jumat.
aku melihat gadis itu. diantara dua pemuda yang sebaya dengannya.
aku cemburu, membayangkan dirinya,gadis ceritaku, diapit oleh dua orang pemuda.
Gadis yang diapait dua pemuda itu memang bukan dia, tapi entah mengapa aku seolah melihat sosok gadis ceritaku itu berubah menjadi sesosok gadis berbeda.
Dia telah berubah menjadi sosok gadis yang kutemui malam ini.
Mereka bertiga meninggalkan tempat itu tepat saat aku juga baru berpura pura hendak meninggalkan temapat itu untuk melirik sedikit ke gadis berpakaian hitam itu.
aku melangkah pelan dibelakang mereka. Berharap tidak menjadi bahan curiga oleh mereka.
Aku mengikuti tanpa mengerti mengapa aku mengikuti tanpa mengerti kenapa aku mengikuti mereka. mungkin karena gadis yang mirip gadis ceritaku itu.
Aku telah terobsesi pada sosoknya. Sosok tidak idealis yang juga tidak cantik. Materialistis. Tapi aku tahu, dia adalah seorang gadis yang tidak pernah lupa makna cinta sebenarnya.
Dia itu hanya bertopeng. Aku telah membuat opini positif oleh obsesi gila ku akan sebuah cinta dari sesosok gadis cerita.
Aku kehilangan dia. Tapi aku yakin aku tetap bersamanya. Hingga malam tak lagi menjelang, dengan bintang yang telah hilang.
Aku berjalan dalam pekat malam bersapa oleh kabut kelam asap kotor perkotaan. Bahkan malam pun telah kehilangan kesegarannya. Kesegaran malam yang disambut angin lembut pembawa penyakit malam. Aku telah kehilangan malam itu disini. Di kota kecil yang sangat bertabur dengan gemerlap kemewahan. Aku telah kehilangan malam yang penuh cerita dengan sosok gadis ceritaku. Aku rindu dia. Gadis cerita yang tak tergapai.
-sambil menahan nafasku agar perlahan malam melambat mengurangi gerakan bumi yang terus berputar terlalu cepat-
Diposting oleh
bolaputihberkata
Jumat, 09 Oktober 2009
0 komentar:
Posting Komentar