senyum itu.


dalam kelelahan aku mengaku.
mencari senyum untuk sebuah kepenatan.
entah sudah berapa kali aku merasakan perasaan ini.
menyerah.
menyerah.
menyerah dan menyerah.
mencari jawab dalam sebuah kelelahan.
entah entah entah.
entah kapan senyum itu akan kudapatkan.
haruskah kembali menanyakan Tuhan.
sepertinya begitu.'tapi lagi lagi..
aku mesih menjadi orang kerdil yang belum siap kembali kepada Tuhan.
maaf Tuhan.. Maaf kan aku untuk sebuah senyuman.

0 komentar:

hanya seorang penulis mimpi
-ditulis dalam rumah kayu hangat disamping perapian dengan ditemani segelas coklat beku-

pemilik hidup

Foto saya
pemilik hidup yang mencintai air, perjalanan dan kebebasan. Sekarang sedang menjadi perayap yang berjalan lamban sekali di sebuah tempat formal