hujan merah muda


Pagi teman. Apakah pagi ini ditempatmu hujan? Ditempatku iya. Hujan sudah turun dengan derasnya tepat saat aku membuka mataku ke wajah jendela tadi. Aku takut, apakah hari ini hanya aku mengalami hujan berbeda. Uh..semoga tidak. Kuceritakan saja, tadi sebelum aku melihat kejendela hujan memang sudah terdengar deras. Aku hanya terheran saat ada cahaya cahaya merah muda menyusup dari tirai jendelaku. Aku melihat keluar dengan rasa penasaran. Pasti kalian akan terkejut melihat apa yang kulihat. Benda berbentuk hati merah muda berjatuhan. ??? Aku tercenung sebentar, hujan cinta?ini bukan 14 februari kan.. Jadi ada apa dengan hari ini? Aku hanya tetap menatap hati hati merah muda itu jatuh ketanah didepanku. Awalnya mereka memang masuk menembus tanah, tapi perlahan muncul gundukan lunak merah muda ditanah. Oh.. Hati hati merah muda itu menumpuk. Wah memangnya hujan hati ini sudah berapa lama?? Hujan baru berhenti setelah gundukan hati itu menumpuk menutupi tanah kira kira selututku. Bahkan teras kamar kosku juga terselimuti benda itu cantik itu. Aku melihat jam dan terkesiap, pukul 7.25. Aku bergegas mandi, walau waktunya sudah telat, tapi aku yakin dosenku belum masuk, jadi mari lakukan ritual pagi hari dengan santai. Aku selesai berpakaian. Mengambil sendal. Keluar. Aku sedikit ragu melangkah melihat hati merah muda yang menumpuk didepanku. Masa aku harus menginjak cinta? Ah tapi persetanlah, bodoh sekali tidak jadi kuliah hanya karena takut menginjak cinta-sebenarnya sih hati merah muda- didepan mata. Lalala..aku melangkah santai menginjak hati merah muda itu. Doing..aku melambung..loh kenapa aku bisa melompat seringan ini? Bahkan seperti terbang. Doing. Doing. Aku sampai di jalan besar depan tempat aku tinggal. Wah..ternyata semua orang seperti aku. Mereka melambung..dengan wajah yang cerah bahagia. Oh ternyata ini yang membuat banyak orang mengagungkan cinta.. :) aku melangkah ceria.
Maaf, cerita ini belum selesai.. Tapi hujan itu sudah berhenti

0 komentar:

hanya seorang penulis mimpi
-ditulis dalam rumah kayu hangat disamping perapian dengan ditemani segelas coklat beku-

pemilik hidup

Foto saya
pemilik hidup yang mencintai air, perjalanan dan kebebasan. Sekarang sedang menjadi perayap yang berjalan lamban sekali di sebuah tempat formal